Jumat, 05 November 2010
Ternyata Laba-laba Lebih Memilih Betina Perawan Untuk Dikawini
Laba-laba jantan ternyata juga pemilih dalam hal mencari pasangan. Sebagai individu yang hanya punya kesempatan untuk kawin sekali atau dua kali sepanjang hidupnya, laba-laba jantan ternyata jauh lebih tertarik pada keperawanan sang betina daripada ukuran tubuhnya.
Fakta ini diungkapkan oleh Jutta Schneider, profesor ekologi perilaku dari Universitas Hamburg, Jerman.
Sebelum menemukan fakta itu, Schneider melakukan sebuah eksperimen. Ia mempersiapkan 21 pasang laba-laba betina yang terdiri dari laba-laba betina kecil tapi perawan dan laba-laba betina besar tapi sudah tidak perawan.
Kemudian, ia menaruh laba-laba jantan dan sejumlah pasang betina di tempat betina berada dan mempersilakannya untuk mengawini sang betina.
Ia lalu mengamati aktivitas pejantan dalam memilih pasangan. Dari pengamatannya, ia menemukan bahwa para betina perawan ternyata menjadi favorit. Sebanyak 12 pejantan mengawini betina yang perawan, sementara hanya 1 pejantan yang mengawini betina yang sudah tidak perawan.
Ia juga menemukan bahwa tidak semua betina dikawini. Beberapa betina, baik perawan maupun tidak, dibiarkan saja alias tidak dikawini.
Schneider mengungkapkan, mungkin para pejantan memilih betina perawan karena daya tariknya. Ketika hendak dikawini, para betina perawan biasanya mengeluarkan zat kimia spesifik yang bisa dicium oleh pejantan yang disebut feromon.
Si pejantan yang mencium zat kimia itu merasa bergairah, kemudian bergerak mendekat dan mengawini sang perawan.
Ketika ditanya tentang hasil penelitiannya, Schneider mengaku terkejut. Ia tak menyangka bahwa keperawanan lebih disukai bagi para laba-laba. Sebelumnya, ia dan banyak ilmuwan beranggapan bahwa ukuranlah faktor yang paling penting.
Menurutnya, betina yang berukuran lebih besar biasanya lebih subur sehingga lebih mampu menghasilkan banyak keturunan.
Menanggapi hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal Animal Behaviour bulan Oktober 2010, Maydianne Andrade, seorang ahli ekologi evolusi dari Universitas Toronto, Scarborough mengungkapkan bahwa hal itu sangat mengagumkan.
Ia mengatakan, "Studi ini mengungkapkan bahwa pejantan tak peduli terhadap ukuran tubuh atau setidaknya mereka lebih memilih keperawanan."
Fakta ini diungkapkan oleh Jutta Schneider, profesor ekologi perilaku dari Universitas Hamburg, Jerman.
Sebelum menemukan fakta itu, Schneider melakukan sebuah eksperimen. Ia mempersiapkan 21 pasang laba-laba betina yang terdiri dari laba-laba betina kecil tapi perawan dan laba-laba betina besar tapi sudah tidak perawan.
Kemudian, ia menaruh laba-laba jantan dan sejumlah pasang betina di tempat betina berada dan mempersilakannya untuk mengawini sang betina.
Ia lalu mengamati aktivitas pejantan dalam memilih pasangan. Dari pengamatannya, ia menemukan bahwa para betina perawan ternyata menjadi favorit. Sebanyak 12 pejantan mengawini betina yang perawan, sementara hanya 1 pejantan yang mengawini betina yang sudah tidak perawan.
Ia juga menemukan bahwa tidak semua betina dikawini. Beberapa betina, baik perawan maupun tidak, dibiarkan saja alias tidak dikawini.
Schneider mengungkapkan, mungkin para pejantan memilih betina perawan karena daya tariknya. Ketika hendak dikawini, para betina perawan biasanya mengeluarkan zat kimia spesifik yang bisa dicium oleh pejantan yang disebut feromon.
Si pejantan yang mencium zat kimia itu merasa bergairah, kemudian bergerak mendekat dan mengawini sang perawan.
Ketika ditanya tentang hasil penelitiannya, Schneider mengaku terkejut. Ia tak menyangka bahwa keperawanan lebih disukai bagi para laba-laba. Sebelumnya, ia dan banyak ilmuwan beranggapan bahwa ukuranlah faktor yang paling penting.
Menurutnya, betina yang berukuran lebih besar biasanya lebih subur sehingga lebih mampu menghasilkan banyak keturunan.
Menanggapi hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal Animal Behaviour bulan Oktober 2010, Maydianne Andrade, seorang ahli ekologi evolusi dari Universitas Toronto, Scarborough mengungkapkan bahwa hal itu sangat mengagumkan.
Ia mengatakan, "Studi ini mengungkapkan bahwa pejantan tak peduli terhadap ukuran tubuh atau setidaknya mereka lebih memilih keperawanan."
0 komentar: